Home

  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Senin, 07 Maret 2016

MOUNTAINEERING


A.    Pengertian Mountaineering
Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, berbahaya, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini.

Mount                       = Bukit
Mountain                  = Gunung
Mountaineer             = Orang yang berkegiatan di gunung.
Mountaineering        = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit.



B.      Tujuan Mountaineering
Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada dasarnya kegiatan itu dilakukan untuk :
1.      Hobby
2.      Mata pencaharian
3.      Petualangan
4.      Olahraga
5.      Ilmu Pengetahuan
6.      Adat Istiadat
7.      Agama/ Kepercayaan
8.      Rekreasi, dll

C.    Termonologi Gunung
a.       Gunung        : Suatu puncak ketinggian di atas 600 mdpl.
b.      Pegunungan : Barisan/sekumpulan gunung yang saling berdekatan.
c.       Bukit            : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl.
d.      Perbukitan    : Barisan/sekumpulan bukit yang saling berdekatan.
e.       Tebing          : Lereng pada dinding gunung yang terjal.
f.       Sadel            : Pertemuan dua titik pada satu punggungan.
g.      Pass              : Celah panjang diantara dua punggungan.
h.      Col               : Celah sempit diantara dua puncak.
i.        Plateau         : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian.
j.        Summit         : Puncak.


D.     Sejarah Singkat Mounthneering
Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang dimulai dengan bapak manuasia Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya Siti Hawa. Siti Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa JIBRIL untuk mencari air bagi Ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian demi pendakian hingga saat ini masih terus berlangsung dan kelak giliran kalian untuk melanjutkan amanah menjaga kelanggengan kemanusian.

a.      Sejarah Dunia
1942 : Anthoine de Ville memanjat tebing Mont Aiguille (2907 m) di pegunungan alpen untuk berburu chamois (Kambing gunung).

1852 : Sir George Everest, akhirnya menentukan ketinggian puncak tertinggi dunia, dan di abadikan dengan namanya (8.848 m), orang Nepal menyebut puncak ini dengan nama sagarmatha, orang tibet menyebutnya chomolungma.

1895 : AF Mummery orang yang disebut sebagai bapak pendakian gunung modern hilang di Nanga Parbat (8.125 m), pendakian ini adalah pendakian pertama puncak di atas ketinggian 8.000 m

1924 : Mallory dan Irvina mencoba lagi mendaki Everest, keduanya hilang di ketinggian sekitar 8.400 m.

1953 : Pada tanggal 29 Mei 1953 Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay akhirnya mencapai atap dunia puncak everest tanpa mengunakan bantuan pernafasan.

b.      Sejarah Indonesia
·         1623 : Yan Carstenz adalah orang pertama melihat adanya pegunungan sangat tinggi, dan tertutup salju di pedalaman irian.
·         1962 : Puncak Carstenz akhirnya berhasil dicapai oleh tim pimpinan Heinrich Harrer.
·         1899 : Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz hampir 3 abad sebelumnya tentang “ … pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju!” di perdalaman Irian. Maka namanya diabadikan sebagai nama puncak yang kemudian ternyata merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia.
·         1962 : Puncak Carstenz akhirnya berhasil dicapai oleh tim pimpinan Heinrich Harrer.
·         1972 : Mapala UI, diantaranya adalah Herman O. Lantang dan Rudy Badil, berhasil mencapai Puncak cartenz. Mereka merupakan orang-orang sipil pertama dari Indonesia yang mencapai puncak ini.
·         Dua perkumpulan pendaki gunung tertua di Indonesia lahir : Wanadri di Bandung dan Mapala UI di Jakarta, lalu di susul oleh perkumpulan perhimpunan pencinta alam lainnya mulai dari, KPA, MPA, SISPALA dan sebagainya

E.      Klasifikasi Pendakian
1.      Hill Walking/Hiking   
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya.


2.      Scrambling                                                                                              
Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim yaitu melebihi 45 derajat, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.


3.      Climbing                                                                                                                                
Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya.
Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat.



F.      Sistem/Teknik pendakian
 Pada beberapa pendakian kita kenal ada tiga buah sistem/teknik pendakian yaitu :
1)      Alpin Taktik : Sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya tidak terlalu jauh, dan tidak kembali lagi ke base camp serta seluruh tim pendaki harus dapat mencapi puncak (taktik ini berkembang di pegunungan alpen).
2)      Himalayan taktik : Sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa base camp yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik ini tidak semua anggota tim harus mencapai puncak (taktik ini berkembang di pegunungan himalaya).
3)      Siege taktik : Gabungan antara Alpin Taktik dan Himalayan taktik.

G.     Langkah-langkah dan prosedur pendakian
            Pada umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok penggiat alam bebas meliputi tiga langkah, yaitu :
1.      Persiapan
-          Persiapan fisik dan mental.
-          Persiapan pengetahuan dan keterampilan
-          Persiapan administrasi dan anggaran biaya
-          Persiapan peralatan dan perlengkapan
2.      Pelaksanaan
Ketika kita melakukan suatu pendakian atau kegiatan alam bebas lainya sebaiknya kita membawa lieder/ guide/ penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang pernah ke tempat tersebut, atau bisa juga dilakukukan dengan pengetahuan membaca jalur. Tetapi jika ingin memudahkan koordinasi perlu di bentuk panitia inti, yaitu :
-          Koorlap/ Koordinator Lapangan (Komandan Lapangan)
-          Lieder (Penunjuk Jalan)
-          Sweeper (Penyapu)
Sebelum pendakian di mulai, terlebih dahulu daftarkan tim anda pada buku pendakian yang tersedia base camp pendakian (kalau ada). Pada saat perjalanan posisi tim di usahakan tetap, yaitu lieder di depan, jangan pernah mendahului lieder dan sweeper di belakang. Jangan pernah segan menegur anggota tim yang melanggar aturan ini demi keselamatan bersama. Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahan tetap seperti itu. Setelah sampai tujuan jangan lupa mengecek jumlah anggota tim, siapa tau ada yang tertinggal.

3.      Evaluasi
Biasakan setelah melakukan sebuah kegiatan anda melakukan evaluasi atau menyusun laporan pertanggung jawaban, karena dengan evaluasi kita akan mengetahui kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan kedepannya.

H.     Persiapan Dalam Sebuah Perjalanan
  1. Dapat berpikir secara logis.
  2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Meliputi pengetahuan tentang   medan (navigasi darat), cuaca dan teknik pendakian , pengetahuan tentang alat pendakian atau pemanjatan dan sebagainya.
  3. Dapat mengkoordinir tubuh kita.
a.       koordinasi antara otak dengan anggota tubuh.
·   Haruslah terdapat keseimbangan antara apa yang dipikirkan di Otak dan apa yang sanggup dilakukan oleh tubuh.
·         Keseimbangan antara emosi dan kemampuan diri.
·         Ketenangan dalam melakukan tindakan .
b.      koordinasi antar anggota tubuh.
Ialah keseimbangan dan irama anggota tubuh itu sendiri dalam membuat gerakan-gerakan atau langkah- langkah ketika berjalan atau diam.
  1. Kondisi fisik yang memadai.
  2. Berdoa

I.       Fisiologi tubuh di pegunungan

Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah. Anasir lingkungan dan perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan ketinggian adalah tubuh dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah ketinggian maka suhu semakin turun. Dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang.

1.      Konsekuensi penurunan suhu
Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan teransang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal (mis: menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perluh banyak makanan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang di hasilkan lewat oksidasi.

2.      Konsekuensi penurunan jumlah oksigen
Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses-proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi hemoglobin dalam darah.

3.      Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam penakian. Komponen terpenting yang di tinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan neuromuskulare. Mountainsickness ditandai dengan timbulnya gejalah-gejalah:
a.       Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing.
b.      Sukar atau tidak dapat tidur
c.       Kehilangan kontrol emosi atau lekas marah.
d.      Bernafas agak berat/susah.
e.       Sering terjadi penyimpangan interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap semuanya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
f.       Biasanya terasa mual bahkn kadang=kadang muntah, bila ini terjadi maka orang ini harus segera di tolong dengan memberi makanan/miuman untuk mencegah kekosongan perut.
g.      Gejalah-gejalah ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari ke dua. Apabila diantara anggota pendakian mengalami gejalah ini, maka perluh di tangani/di beri obat penenang atau di cegah untuk naik lebih tinggi. Bila mana sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli nasehat(keras kepala) maka jalan yang terbaik adalah membuatnya pingsang. Pada ketinggian lebih dari 300 mdpl. Hipoksea cerrebral dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya. Dapat pula timbul percaya diri yang keliruh, pengurangan ketajaman, penglihatan dan ganguan pada koordinasi gerak lengan dan kaki pada ketinggian 500 m, hipoksea semakin nyata dan pada ktinggian 600 m, kesadarannya daat hilang sama sekali.

J.       BAHAYA DI GUNUNG
Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang memperngaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian
1.      Faktor internal
Yaitu faktor yang datang dari si pendaki itu sendiri. Apabila faktor ini tidak di persiapkan dengan baik akan mandatangkan bahaya subjek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik persiapan mental, fisik, perlengkapan, pengetahuan dan keterampilan.
2.      Faktor eksternal
Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki, bahaya in datang dari objek pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya objek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan dll. Kecekalakaan yang terjadi di gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor interen. Rasa keingin tahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, ingin dihormati semua orang serta keterbatasan pada diri sendiri.
I.       Daftar Nama Gunung Tertinggi
A.    Gunung Tertinggi Dunia
1.      Gunung Everest (Sagarmatha /  Chomolungma)
Ketinggian             : 8.848 meter
Pengunungan         : Himalaya
Negara                   : Nepal dan Tiongkok (Tibet) benua Asia
Penakluk Pertama : Tenzing Nortgay & Edmund Hillary (Tahun 1953)

2.      Gunung Akonkagua
Ketinggian             : 6.962 meter
Pengunungan        : -
Negara                   :
Provinsi Mendoza, Argentina benua Amerika Selatan
Penakluk Pertama :
Matthias Zurbriggen (Tahun 1897)
 
3.      Gunung McKinley (Denali)
Ketinggian             : 6.168 meter
Pengunungan         :
Alaska
Negara                   :
Alaska benua Amerika Utara
Penakluk Pertama :
Hudson Stuck, Harry Karstens, Walter Harper
                                       dan Robert Tatum (7 Juni 1913).
  
4.      Gunung Uhuru
Ketinggian             : 5.895 meter
Pengunungan         : Kilimanjaro
Negara                   : Tanzania benua Afrika
Penakluk Pertama :
Johannes Kinyala Lauwo  (6 Oktober 1889)

5.      Gunung Elbrus
Ketinggian             : 5.621 meter
Pengunungan         : Kaukasus Barat
Negara                   :
Kabardino-Balkaria dan Karachay-Cherkessia Rusia
                                 benua Eropa.
Penakluk Pertama :
Horace Walker, Ahiya Sottaiev, Florence                                                                   Crauford Grove, Khillar Khachirov (22 Juli 1829).

6.      Gunung Vinson Massif
Ketinggian            : 4.892 meter
Pengunungan         :
Vinson
Negara                  : Kutub Selatan benua Antartika
Penakluk Pertama :
Nicholas Clinch (Tahun 1966)

7.      Gunung Cartenz Piramid/ Puncak Jaya/ Puncak Soekarno
Ketinggian             : 4.884 meter
Pengunungan         : Jaya Wijaya
Negara                  : Papua, Indonesia dan Papua Nigini benua Australia
Penakluk Pertama :
 Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frits Julius                                                    Wissel (Tahun 1936)


B.     Gunung Tertinggi Indonesia

1.      Puncak Jaya (Cartensz Pyramid)

Ketinggian            : 4.884 meter

Pegunungan           : Jaya Wijaya
Pulau
                     : Papua
Provinsi
                 : Papua
Penakluk Pertama : Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan Frits Wissel
                                                   (Tahun 1936)


2.      Puncak Mandala

Ketinggian            : 4.760 meter
Pegunungan           : Jaya Wijaya
Pulau                     : Papua
Provinsi                 : Papua
Penakluk Pertama : Herman Verstappen, Arthur Escher, Max Tissing,                                                   Jan de Wijn dan Piet ter Laa (Tahun 1959)

3.      Puncak Trikora

Ketinggian            : 4.750 meter
Pegunungan           : Jaya Wijaya
Pulau                     : Papua
Provinsi                 : Papua
Sebutan lain          : Wilhelmina Peak (digunakan hingga 1963)
Penakluk Pertama : Franssen Herderschee, Hubrecht and Versteeg      
                                 (Tahun 1913)

4.      Ngga Pilimsit

Ketinggian            : 4.717 meter
Pegunungan           : Jaya Wijaya
Pulau                     : Papua
Provinsi                 : Papua
Sebutan lain           : Mount Idenberg (digunakan oleh Kolonial Belanda)
Penakluk Pertama : Heinrich Harrer and Philip Temple  (Tahun 1962)

5.      Gunung Kerinci

Ketinggian             : 3.805 meter
Pegunungan           : Bukit Barisan
Pulau                     : Sumatera
Provinsi                 : Jambi
Sebutan lain          : Puncak Indrapura/Gunung Gadang
Penakluk Pertama : Arend Ludolf van Hasselt & DaniĆ«l David Veth                                           (Tahun 1877)
Keterangan           : Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia


6.      Gunung Rinjani

Ketinggian            : 3.726 meter
Pulau                     : Lombok
Provinsi                 : Nusa Tenggara Barat
Keterangan           : Gunung Berapi
Penakluk Pertama  : Kusumadinata (Tahun 1969)


7.      Gunung Semeru

Ketinggian            : 3.676 meter
Pegunungan           : Mahameru
Pulau                     : Jawa
Provinsi                 : Jawa Timur
Penakluk Pertama : Clignet (Tahun 1838)
Keterangan           : Gunung Berapi

8.      Gunung Sanggar

Ketinggian            : 3.564 meter
Pegunungan           : Taman Nasional Rinjani
Pulau                     : Lombok
Provinsi                 : Nusa Tenggara Barat

9.      Gunung Rantemario

Ketinggian            : 3.478 meter
Pegunungan           : Latimojong
Pulau                     : Sulawesi
Provinsi                 : Sulawesi Selatan

10.  Gunung Slamet


Ketinggian            : 3.428 meter
Pulau                     : Jawa
Provinsi                 : Jawa Tengah
Keterangan           : Gunung Berapi