Home

  • Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Rabu, 02 Oktober 2013

MATERI DASAR SURVIVAL

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Survival merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan. Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi.
Statistik membuktikan hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama tercatat sangat sedikit sekitar 5 persen itupun karena pengetahuan dan pengalamannya.
Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena dapat berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal. Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi dapat menguntungkan karena situasi darurat perlu pertimbangan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir.
Dalam keadaan survival diperlukan pengetahuan terhadap kondisi dan kebutuhan tubuh, bukan mutlak mengerti secara fisik tetapi memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan. menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan darurat adalah kunci dari survival. Pengaturan disini adalah memelihara ketrampilan dan kemampuan untuk mengontrol sumber daya didalam diri dan kemampuan memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru, tidak hanya badan terganggu akan tetapi dapat langsung berdampak terhadap kemampuan untuk tetap hidup. Memahami jenis kebutuhan hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan didalam situasi survival.
Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah sikap mental atau psikologis untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk memperolehnya dibutuhkan gagasan-gagasan dengan dasar pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan yang pernah diikutinya, pengalaman hidup dengan resiko tinggi dan aktivitas menantang terbukti dapat membuat orang belajar untuk berbuat yang lebih baik dan melakukan adaptasi efektif.
Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :
  1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.
  2. Selanjutnya dibutuhkan perlin- dungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua. Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua
  3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga.
  4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh.Air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat dihemat.
  5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. Catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival. Penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.

Sikap dalam Survival
Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Setiap orang harus dapat berbuat yang terbaik dalam memprioritaskan pandangan terhadap lingkungan darurat. Hal ini tidak mudah karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan keterampilan. Bila semua prioritas telah diperoleh, tetapi masih kehilangan kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk menguasai mental yang disebabkan kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. Kondisi yang demikian sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan dibuangnya. Juga yang perlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat. Sikap mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan dengan tubuh.
Apa saja yang berguna dalam mengha- dapi situasi survival dapat dilihat dalam dua persoalan
  1. Kesiapan mendiskusikan dengan jelas “apakah anda ingin hidup ?”, ungkapan yang sederhana. Secara naluriah manusia mempunyai insting untuk menjaga diri. Banyak kegiatan survival yang menunjukkan adanya jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan mental stress ke posisi tenang. Sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kematian. Oleh karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kehidupan.
  2. Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu mempertahankan kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja optimum dengan temperatur 37 derajat C. Mengabaikan temperatur lingkungan akan menyebabkan penyempitan susunan fungsi inti didalam tubuh yang efektivitasnya tinggi yang pada akhirnya akan mengganggu peredaran darah, menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak cepat kehilangan hubungan dengan realitas, akhirnya bertindak irrasional berbarengan dengan turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat fatal. Pengetahuan dan pengalaman tidak ada artinya kalau tubuh hanya bekerja dengan separuh kemampuannya, penghematan sumberdaya seperti energi, panas dan air adalah penting.
Mengapa ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
  • Keadaan alam (cuaca dan medan)
  • Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
  • Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
  • Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri. Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak, antara lain : mental, kurang lebih 80% kesiapan kita dalam survival terletak dari kesiapan mental kita.

    Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
  • Keadaan alam (cuaca dan medan)
  • Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
  • Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam ;

Sadarkan diri dalam keadaan gawat darurat
Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
Rasa takut dan putus asa harus hilangkan
Vitalitas mesti ditingkatkan
Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
Variasi alam bisa dimanfaatkan
Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
Lancar dan selamat
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tersebut, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :

Stop & seating / berhenti dan duduklah
Thingking / berpikirlah
Observe / amati keadaan sekitar
Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah :
  1. Sikap mental ; Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal sehat, Disiplin dan rencana matang serta Kemampuan belajar dari pengalaman]
  2. Pengetahuan ; Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara mendapatkan makanan, Cara membuat api, Pengetahuan orientasi medan, Cara mengatasi gangguan binatang, Cara mencari pertolongan
  3. Pengalaman dan latihan ; Latihan mengidentifikasikan tanaman, Latihan membuat trap, dll
  4. Peralatan ; Kotak survival, Pisau jungle , dll

Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
  1. Mengkoordinasi anggota
  2. Melakukan pertolongan pertama
  3. Melihat kemampuan anggota
  4. Mengadakan orientasi medan
  5. Mengadakan penjatahan makanan
  6. Membuat rencana dan pembagian tugas
  7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
  8. Membuat jejak dan perhatian
  9. Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam Survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
Ketegangan dan panik
Cara Pencegahan : Sering berlatih, Berpikir positif dan optimis dan Persiapan fisik dan mental

Matahari / panas
  • Kelelahan panas
  • Kejang panas
  • Sengatan panas
  • Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : Penyakit akut / kronis, Baru sembuh dari penyakit Demam, Baru memperoleh vaksinasi, Kurang tidur, Kelelahan, Terlalu gemuk, Penyakit kulit yang merata, Pernah mengalami sengatan udara panas, Minum alkohol, Dehidrasi.

    Pencegahan keadaan panas :
  • Aklimitasi
  • Persedian air
  • Mengurangi aktivitas
  • Garam dapur
  • Pakaian : Longgar, Lengan panjang, Celana pendek, Kaos oblong

Serangan penyakit
Penyakit yang biasa diderita pegiat alam bebas adalah :D emam, Disentri, Typus, Malaria
Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah atau keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang dan tentu saja banyak berlatih
Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
  • ■ Gejala ; Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret, kejang kejang seluruh badan, bisa pingsan.
  • ■ Penyebab : Makanan dan minuman beracun
  • ■ Pencegahan : Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas, Minum teh pekat atau di tohok anak tekaknya

    Keletihan amat sangat
    Pencegahan : Makan makanan berkalori dan Membatasi kegiatan
Bahaya lainnya dalam survival adalah : Kelaparan, Lecet, Kedinginan [untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian]

Membuat Bivouck (Shelter)
Membuat bivouck atau shelter perlindungan dalam keadaaan darurat sebenarnya bertujuan untuk untuk melindungi diri dari angin, panas, hujan, dingin dan gangguan binatang.

Macam –macam bivouck :
  1. Shelter asli alam ; Gua [yang bukan tempat persembunyian binatang, tidak ada gas beracun dan tidak mudah longsor]. Ingat ! didalam gua jangan berteriak karena dapat meruntuhkan dinding gua.
  2. Shelter buatan dari alam ; daun-daunan yang lebar, ranting kayu, atau separuhnya alam dan separuhnya butan [misalnya ponco di kombinasi dengan ceruk batu atau pohon tumbang atau ranting kayu]

    Syarat bivouck :
  • Hindari daerah aliran air [bila terpaksa, maka gunakan bivouck panggung]
  • Di atas bivouck / shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
  • Bukan sarang nyamuk/serangga
  • Bahan kuat
  • Jangan terlalu merusak alam sekitar
  • Terlindung langsung dari angin
Mengatasi Gangguan Binatang
Nyamuk ; Obat nyamuk, autan, dll , Bunga kluwih dibakar, Gombal / kain butut [dalam keadaan memaksa, penulis pernah memotong lengan baju kaos sebagai pengganti gombal] dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk , Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

Laron ; Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
Disengat Lebah ; Oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, Tempelkan tanah basah/liat di atas luka sengatan, Jangan dipijit-pijit, Tempelkan pecahan genting panas di atas luka, Olesi dengan petsin untuk mencegah pembengkakan
Gigitan Lintah ; Teteskan air tembakau pada lintahnya, Taburkan garam di atas lintahnya, Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya, Taburkan abu rokok di atas lintahnya, Membuang [mengais] lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya.
Semut Gatal ; Gosokkan obat gosok pada luka gigitan, Letakkan cabe merah pada jalan semut, Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
Kalajengking dan lipan; Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar, Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit, Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka, Taburkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka, Taburkan garam di sekeliling bivouck untuk pencegahan
Ular dll ; Untuk mencegah dan mengobati secara darurat gigitan dan sengatan binatang berbisa mematikan harus mempelajari Emergency Medical Care [EMC]

Membaca Jejak
Ada beberapa jenis jejak yang dapat diidentifikasi, yaitu jejak buatan, maksudnya adalah jejak yang dibuat oleh manusia dan jejak alami yaitu tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan.
Jejak alami biasanya menyatakan tentang jenis binatang yang lewat dan ada disekitar, arah gerak binatang, besar kecilnya binatang, cepat lambatnya gerak binatang. Untuk membaca jejak alami [binatang] dapat diketahui dari telapak yang ditinggalkan, kotoran yang tersisa, pohon atau ranting yang patah, lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput.
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Ada air yang tidak perlu dimurnikan, seperti air hujan langsung. Untuk memperoleh air hujan langsung dalam keadaaan sirvive di alam bebas, maka dapat dengan cara memampung dengan ponco atau daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan [nesting atau phipless]
Air dari tanaman rambat/rotan atau bambu. Cara memperolehnya, yaitu potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut.
Selain rotan, bambu dan tumbuhan rambat, air juga dapat diperoleh pada bunga (kantung semar) dan lumut.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu antara lain adalah air sungai besar, air sungai tergenang, air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut). Untuk mendaptkan air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
Berikutnya air juga dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya [bongkahnya] lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan.

Makanan
Dalam kondisi hidup dialam bebas ada berbagai makanan yang dapat di konsumsi, tetapi harus memperhatikan beberapa syarat dan patokan berikut :
  • Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
  • Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
  • Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo dan pepaya.
  • Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan, lengan, bibir dan atau lidah, tunggu sesaat. Apabila terasa aman bisa dimakan.
  • Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Note ;
Hubungan air dan makanan; Untuk makanan yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit, Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan, Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak.
Tumbuhan yang dapat dimakan dapat diketahui dari ciri-ciri fisik, misalnya : Permukaan daun atau batang yang tidak berbulu atau berduri, tidak mengeluarkan getah yang sangat lekat, tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada kulit atau bibir dan tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat [dapat dicoba di ujung lidah]

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa batangnya :
  • Batang pohon pisang (putihnya)
  • Bambu yang masih muda (rebung)
  • Pakis dalamnya berwarna putih
  • Sagu dalamnya berwarna putih
  • Tebu

    Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa daunnya :
  • Selada air
  • Rasamala (yang masih muda)
  • Daun mlinjo
  • Singkong
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa akar dan umbinya :
Ubi jalar, talas, singkong
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa Buahnya :
Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
  • Jamur merang, jamur kayu. Tetapi ada beberapa jenis jamur mempunyai beracun yang ciri-cirinya adalah :
  • Mempunyai warna mencolok
  • Baunya tidak sedap
  • Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
  • Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
  • Bila diraba mudah hancur
  • Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
  • Tumbuh dari kotoran hewan
  • Mengeluarkan getah putih
Selain tumbuhan, berbagai hewan yang ditemukan di alam dapat dimakan juga, misalnya Belalang, Jangkrik, Tempayak putih (gendon), Cacing, burung, Laron, Lebah, larva, Siput/bekicot, Kadal [bagia belakang dan ekor], Katak hijau, Ular [1/3 bagian tubuh tengahnya], Binatang besar lainnya.

Ada beberapa ciri binatang yang tidak dapat dimakan, yaitu :
  • Binatang yang mengandung bisa : lipan dan kalajengking
  • Binatang yang mengandung racun : penyu laut
  • Binatang yang mengandung bau yang khas : sigung / senggung

    Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.

Cara membuat api dalam keadaan darurat :
  • Dengan lensa / Kaca pembesar ; Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
  • Gesekan kayu dengan kayu ; Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
  • Busur dan gurdi ; Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul / sabut terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Survival kits
Survical kits adalah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan sebagai alat berjaga-jaga bila terjadi keadaan darurat atau juga dapat digunakan selama perjalanan.

Beberapa contoh survival kits adalah :
  • Mata pancing /kait
  • Pisau / sangkur / vitrorinoc
  • Tali kecil
  • Senter
  • Cermin suryakanta, cermin kecil
  • Peluit
  • Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air [tube roll film]
  • Tablet garam, norit
  • Obat-obatan pribadi
  • Jarum + benang + peniti
  • Ponco / jas hujan / rain coat
  • Lain-lain


Tumbuhan liar yang bisa dimakan



Kiat hidup darurat adalah penting, dengan pengetahuan survival yang andal, seorang dapat bertahan pada waktu terjepit. Sebagian ilmu survival ini adalah pengetahuan tentang aneka “tumbuhan liar” yang layak dan aman untuk dimakan.
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya, kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, jumlahnya akan berlipat-lipat.
Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan ada beberapa faktor yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya bisa dimakan oleh satwa liar adalah tumbuhan yang tidak beracun.
Jadi, kita bisa mengonsumsinya. Sementara itu, tumbuhan yang berbau tak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Contohnya, tumbuhan bergetah yang membuat kulit gatal dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Apabila mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu, beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Keluarga palem-paleman, misalnya; kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren dan siwalan, bukan hanya bagian umbutnya (baca; bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya, seperti kelapa dan siwalan.
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Adapun ciri-cirinya, daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa menjadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp).
Arah Lilitan
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate), gembolo (Dioscorea bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra hati-hati. Jenis kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walaupun tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembab dan tinggi, tunas dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp).
Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya seperti senggani (Melastoma sp), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.
Selain tumbuhan tadi, jamur pun bisa menjadi penyelamat di saat tersesat. Namun, kita harus bisa membedakan mana jamur yang biasa dikonsumsi dan jamur liar (beracun). Untuk menghindari makan jamur beracun, perlulah diketahui ciri-cirinya, yaitu warna payungnya gelap atau mencolok, misalnya biru, kuning, jingga, coklat.
Pengecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat itu bisa dimakan. Bau tidak sedap disebabkan mengandung asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak dikonsumsi. Dan jamur beracun umumnya tumbuh di tempat yang kotor, misalnya pada kotoran hewan.
Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini akan menjadi pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutan. Yang terpenting, sebaiknya sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk, seperti diare dan alergi.
Apabila terjadi kasus keracunan, usahakan muntahkan sebisa mungkin, dan minumlah air kelapa atau bila ada gunakan “pil norit” untuk membantu mengurangi kadar keracunan
Daun Pakis
Popularity: 100%

Mengenal Tumbuhan Survival, Botani, & Zoologi (Buat Bertahan Hidup Di Hutan)

Quote:
Quote:
aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca yg buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri ciri-cirinya. Arbei hutan ( rubus) rasanya menggiurkan. Kalau anda mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.

Kiat hidup darurat ini penting, soalnya alam kerap sulit diprediksi perilakunya, walaupun sejak awal anda telah mempersiapkan segala sesuatu secermat mungkin. Misalnya peta lokasi, kompas, global positioning system (alat untuk mengetahui posisi sesaat dengan bantuan satelit), alat komunikasi (ht, hp), bekal, dan obat-obatan.
Quote:
tumbuhan survival

dengan pengetahuan survival yang andal, anda seperti mempunyai jurus pamungkas yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan di saat posisi terjepit. Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat.

Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Tak beracun = di dimakan satwa makan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari. Buah senggani ( melastoma sp.) boleh dimakan.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh ( laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas. Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).

Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan. Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat.daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles ( amorphophallus sp.) tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili ( dioscorea aculeata), gembolo ( dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati.

Jenis yang kedua ini misalnya gadung( dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus. Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa ( passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak ( annonaceae), misalnya annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani ( melastoma sp.), arbei hutan ( rubus), dan anggur hutan. Hindari warna mencolok selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat.

Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman mesir kuno. Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan.

Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat. Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan. Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis amanita muscaria, dalam bahasa jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang ( volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan. Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar. Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh.

Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari. Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi.

Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan “dipancing-pancing”. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

Tumbuhan tumbuhan yang dapat dimakan dari batangnya :
> batang pohon pisang (putihnya)
> bambu yang masih muda (rebung)
> pakis dalamnya berwarna putih
> sagu dalamnya berwarna putih
> tebu

dari daunnya :
> selada air
> rasamala (yang masih muda)
> daun mlinjo
> singkong

dari akar dan umbinya : > ubi jalar, talas, singkong

dari buahnya : > arbei, asam jawa, juwet

tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : > jamur merang, jamur kayu

ciri ciri-ciri jamur beracun :
> mempunyai warna mencolok
> baunya tidak sedap
> bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
> sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
> bila diraba mudah hancur
> punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
> tumbuh dari kotoran hewan
> mengeluarkan getah putih

cara mencoba tumbuhan yg belum kita kenal sebelum dimakan
1. Oleskan pada kulit tangan tunggu beberapa saat jika terasa gatal waspada mungkin itu tumbuhan beracun.
2. Bila di tangan tidak gatal coba oleskan di pipi dan jika gatal hati2 bisa jd kurang aman di konsumsi.
3. Bila di tangan dan pipi tidak gatal jangan dimakan dulu, oleskan pada bibir karena bibir adalah bagian paling sensitif. Tunggu beberapa saat bila terasa gatal berarti tumbuhan tersebut tidak layak untuk di makan. Dan bila tidak gatal berarti aman untuk di makan.

DASAR-DASAR NAVIGASI

DASAR DASAR NAVIGASI
PENDAHULUAN
I. PENGENALAN PETA

Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diproyeksikan
dalam dua dimensi pada bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.
Peta yang biasanya digunakan dalam kegiatan pendakian gunung adalah peta
topografi. Selain pendaki gunung, jenis peta ini juga dipakai oleh militer.kandungan
informasi yang dimiliki oleh peta topografi seperti relief permukaan bumi, hutan,
pemukiman penduduk, jaringan sungai, jalan dan sebagainya, keistimewaan peta
topografi adalah skala yang besar namun hal ini menyebabkan peta topografi itu hanya
menggambarkan suatu wilayah kecil saja.
Ukuran peta topografi sebagai berikut :
- Skala 1 : 50.000
- Skala 1 : 25.000
- Skala 1 : 5.000

Bagian %u2013bagian pada peta :
1. Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain
yang menonjol.
2. Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di
bagian kiri bawah dari peta. Keterangan ini digunakan untuk menghitung sudut
variasi magnetisnya karena kutub magnetis selalu berubah setiap tahun disebabkan
pengaruh rotasi bumi. Variasi ini dinamakan %u201CDeklinasi%u201D, variasi deklinasi ini sangat
berpengaruh terhadap perhitungan dalam menggunakan peta dan kompas.
3. Nomor Peta (Indeks Peta)
Nomor peta berguna untuk memudahkan kita mencari peta yang dibutuhkan.
4. Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang
digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan
interpretasi suatu daerah yang lebih luas.


5. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan
garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis
lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co
120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid.
Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke
utara dan barat ke timur dari titik acuan.

c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat
dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua
sistem koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam
pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat
sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

6. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau
lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di medan yang
sebenarnya.

7. tanda peta
tanda peta adalah gambar bagaian-bagaian atau benda-benda medan yang
digambarkan dengan tanda-tanda tertentu dan telah ditentukan

8. Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis ketinggian adalah merupakan garis perbatasan bidang yang merupakan tempat
kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi (pedoman)
acuan tertentu.
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.
Garis kontur dimaksudkan untuk mengetahui ketingian suatu daerah atau tempat dari
permukaan laut dan juga dapat digunakan untuk mengenali atau mengetahui keadaan
medan yang sebenarnya dilapangan.
Ciri %u2013 ciri garis kontur
%u2022 Garis kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi garis ketinggian yanglebih
tinggi, kecuali pada awal. Pada kawah garis konturnya ditambahkan titik %u2013 titik
yang lebih tinggi mengelilingi kontur yang lebih rendah.
%u2022 Kerapatan garis kontur yang berubah %u2013 ubah tidak memengaruhi beda ketinggian
garis kontur tersebut.
%u2022 Untuk daerah datar/landai gambar konturnya jarang %u2013 jarang, sedangkan untuk
daerah yang terjal atau curam garis konturnya rapat.
%u2022 Pungungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rankaian kontur berbentuk %u201DU%u201D
yang menjorok keluar menjauhi puncak.
%u2022 Lembah terlihat dipeta sebagai huruf %u201DV%u201D yang ujungnya tajam dan menjorok ke
dalam kearah puncak.
%u2022 Garis kontur terdiri dari dua macam, garis kontur tebal yang dikenal dengan nama
%u201Dintermediate countour%u201D dan garis kontur tipis yang dikenal dengan nama %u201Dindex
countour%u201D atau disebut juga internal kontur. Untuk peta terbitan bakosurtanal,
garis kontur yang tipis atau yang berada diantara dua garis kontur tebal berjumlah
tiga buah garis kontur dan selang garis konturnya untuk peta skala 1:50.000
adalah 25 meter, sedangkan untuk skala peta 1:25.000 adalah 12,5 meter.


Macam %u2013 macam tinggi
1.Tinggi Mutlak:
%u2022 Diukur dari permukaan laut, merupakan standardisasi penukuran.
%u2022 Pengukuran dilakukan pada waktu pasang surut. Tempat pengukurannya
dinamakan Peil.
%u2022 Tiggi mutlak digunakan sebagai titik yang menunjang ketiggian sebenarnya dari
permukaan laut.
%u2022 Tinggi mutlak juga digunakan untuk mengetahui tinggi nisbi relatif.2.Tinggi Nisbi:
%u2022 Diukur dari tempat di mana benda itu berada.biasanya pengukuran
dilakukan/diambil dari permukaan tanah.
%u2022 Tinggi nisbi merupakan perbedan tingi dari dua titik atau tempat yang diukur.
%u2022 Tinggi nisbi dari tiap %u2013 tiap tempat tidak selalu sama. Artinya, mungkin bisa sama
mungkin pula tidak sama.

Penentuan Suatu Titik atau Tempat di Peta

Menentukan suatu titik atau lokasinya di peta dapat dilakukan dengan beberapa
cara %u2013 cara ,yaitu:

1. Cara Kordinat Geografi

Sistem koordinat geografi ini adalah suatu sistem untuk menetukan kedudukan
suatu titik atau tempat di permukaan bumi (dalam bidang lengkung) sistem ini
dinyatakan dalam derajat dengan meridian greenwich sebagai lintang 0o.
sistem ini dipakai saat ini untuk navigasi dengan GPS Receiver.
Contoh: Misalkan titik A berada pada 6o 12%u2019 LS dan 106o 53 %u2018 BT

2. Cara Koordinat Peta

Sistem ini adalah untuk menentukan kedudukan suatu titik/tempat pada suatu
peta. Lembar peta dibagi atas garis %u2013 garis koordinat, yaitu garis mendatar
(sumbuh X/absis) nomor urut dari barat ke utara.
Koordinat peta dinyatakan dalam satuan panjang. Ada dua car untuk
menyatakan koordinat peta, yaitu:
%u2022 Cara 4 angka : Digunakan untuk memperlihatkan posisi suatu tempat
yang cukup lebar, missalnya untuk menunjukan lokasi kampung,
danau dan sebagainya. Jarak kira _kira 1000 meter. (sisi bujur sangkar
dibagi 1.000 meter)


%u2022 Cara 6 angka : Digunakan untuk menunjukan lokasi yang yang sempit.
Lokasi kemah, titik pertemuan (check point), dan lain %u2013lain. Jarak 100
meter. (sisi bujur sangkar dibagi 10 bagian)
Contoh : dengan memakai sistem koordinat 6 angka, misalnya posisi kita pada
%u201CX%u201D antara 64 dengan 65, sedangakan pada garis%u201DY%u201D antara 57 dengan 56. Garis %u2013 garis
ini kemudian dibagia atas 10 bagian. Berdasarkan pembagian itu, tentukan pada bagian
mana posisi kita tersebut. Dengan sistem 6 angka posisi kita adalah 641579, sedangkan
dengan sistem 4 angka posis kita adalah 6457. sebelum kode tersebut kita nyatakan,
kadang %u2013kadang perlu disebutkan terlebih dahulu kode lembar peta bersangkutan seperti
yang tercantum dibagian atas setiap lembar peta.
Ada beberapa sistem cara penentuan posisi yang lain seperti cara Karvak, Titik
pankal, dan car garis pangkal.semua sistem tersebut tidak dibahas disini.

Utara Peta (UP)

Utara peta adalah bagian atas dari peta yang ditunjukkan dengan garis %u2013 garis
tegak lurus atau sumbuh Y dari Grid peta. Utara peta disebut juga Grid North. Garis %u2013
garis Y dan X terbentuk dari proyeksi yang dihasilkan dengan garis bujur dan lintang
bumi pada peta dan kemudia diproyeksikan kedalam koordinat (Grid). Utara peta ini
sangat perlu diketahui karenah sering digunakan dalam berorientasi medan.

Utara Magnetis (UM)

Utara magnetis adalah arah yang ditunjukan oleh jarum kompas, yaitu suatu
tempat tertentu ke kutupautara magnetis bumi yang terletak si Jazirah Boshia, di sebelah
utara Kanada. Utara magnetis atau Magnetis North, dilambangkan dengan setengah anak
panah. Utara magnetis di indinesia bergerak disebelah timur dari utara peta. Utara
magnetis hanya ada di medan lapangan.

Iktilaf Peta/Deklinasi

Dengan anggapan bumi adalah lonjongan maka mudah untuk memperbanyak hal
ini. Proyeksi pada sistem meridian paralel bumi yang berbentuk elipsi tersebut jika kita
pindahkan padah sistem grid peta atau kedalaman bidang datara akan jelas sekali akan
tidak tepat serta akna terdapat perbedaan %u2013 perbedaan. perbedaan %u2013 perbedaan inilah
yang disebut deknilasi.

Iktilaf Magnetis

Bukan hanya pada utara peta (UP) dan utara sebenarnya (US) saja terjadi
penyimpangan. Kutub utara magnet dan kutub sebenarnya juga berbeda letak titiknya. Ini
berarti ada penyimpangan pada iktilaf magnetis sudut yang dibentuk oleh utara
sebenarnya (US) dengan utara magnetis (UM) ke arah barat atau timur. Yang menjadi
pokok perhitungannya adalah utara sebenaranya (US). Ini juga bergantung pada letak
titik atau tempat tersebut di bumi. Sebagai contoh misalnya Iktilaf magnetis (IM) = 8o
timur maka berarti sudut antara US dan UM besarnya akan 8o ke arah timur atau
kekanan (dengan catatan pengamat berada di sebelah kiri utara magnetis). Jika pengamat
berda disebelah barat mjaka dia juga berad di sebelah kiri. Perhitungan Deklinasi atau
iktilaf peta atau juga Iktilaf Magnetis ini dicantumkan pada lembaran peta.




Ikhtilaf Utara Peta (UP), Utara magnetis (UM)
Yaitu sudut yang dibentuk oleh utara peta dengan utara magnetis ke bara atau ke
timur dan yang menjadi pokok utamanya adalah utara peta .

Sudut Peta

Sudut peta merupakan suatu sudut yang terbentuk oleh dua buah garis. Garis yang
satu menuju kearah utara peta (UP) dan yang lainnya menuju sasaran atau obyek.

Sudut Kompas

Sudut kompas adalah suatu sudut yang dibentuk oleh dua buah garis lurus, yang
satu menuju utara magnetis (UM) dan yang lainnya menuju sasaran. Untuk catatan, sudut
peta hanya digunakan/ terdapat di peta/kompas dan sudut kompas hanya ada di medan
lapangan.

Variasi Magnetis

Varisi magnetis adalah perbedaan antara ikhtilaf magnetis pada waktu yang
berlainan. Oleh karena pengaru peputaran atau rotasi bumi dan juga peputaran bumi
mengelilingi matahari yang dikenal juga dengan sebutan revolusi maka kutub utara
magnetis selaluh berubah %u2013 ubah. Perputaran bumi ini menimbulkan suatu gaya
mendorong keluar atau dikenal juga dengan gaya sentripental. Letak kutub magnetis
bumi selalu berubah pada setiap tahunnya. Ini juga menyebabkan ikhtilaf magnetis atau
kutub utara magnetis juga berubah. Perbedaan %u2013 perbedaan ikhtilaf peta inilah yang
disebut Variasi Magnetis. Variasi Magnetis tidak sama pada beberapa tempat. Di
Indonesia sendiri pada umumnya ditetapkan 2%u201D per tahunnya. Pada peta topografi yang
lama digunaka tabel Variasi Magnetis, dan pada peta topografi peralihan, Variasi
Magnetis dan deklinasinyadigambarkan dengan sudut, dan ini terletak di kiri bawah peta.
Penulisan Variasi Magnetis dinyatakan juga dengan Variasi rata %u2013 rata pada tiap
tahunnya. Ada juga peta yang tidak mencantumkan ikhtilaf peta, melainkan hanya
ikhtilaf Magnetis. Pada peta model seperti ini, iktilaf peta bisa kita dapat kan dengan
melihat pada batas sebelah kiri atau kanan pada peta dan disana tertulis %u201CGrid
Declination%u201D atau ikhtilaf peta.


II. PENGENALAN KOMPAS

Kompas adalah peralatan umum yang paling dikenal dan paling populer di dunia sebagai
alat petunjuk arah. Kompas mempunyai jarum yang berfungsi menunjukkan arah mata
angin. Kompas mempunyai pembagian arah mata angin sebanyak 32 buah dan garis
pembagi derajat dari 0o samapi 359o, arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas inilah
yang dikenal dengan sebutan arah medan magnetik bumi, bukan arah kutub yang
sebenarnya.

Bagian-bagian kompas

1. Jarum kompas/jarum magnet
Jarum kompas merupakan bagian terpenting pada sebuah kompas. Jarum ini dibuat
dengan menggunakan magnet.

2. Piringan derajat
di dalam kompas ada lingkaran yang terdiri atas garis-garis. Garis ini dikenal dengan
garis pembagi skala derajat. Cara membaca skala derajat ini searah dengan jarum jam
yang dimulai dari arah utara magnetis, kemudian melingkar menuju titik utara magnetis,
kemudian melingkar menuju titik utara magnetis kembali.

3. Skala piringan derajat
Ada banyak macam untuk skala piringan derajat ini. Pembagian derajat internasional atau
standarnya adalah seperti sudut lingkaran yaitu 360o. kompas militer mempunyai skala
6.000%u2019: 6.300%u2019 atau 64.00%u2019

4. Rumah Kompas
Merupakan tempat bagian kompas tersebut berada. Didalam rumah kompas biasanya juga
diberi cairan bening sebagai penangkal luar. Cairan ini berfungsi melindingi kompas
terutama dalam suhu -4oC sampai 50 oC


Pada umumnya para penaki mengenal dua tipe kompas yang sering mereka gunakan di
lapangan. Kedua macam kompas tersebut adalah :

1. Kompas bidik atau kompas Prisma
kompas ini umumnya digunakan oleh militer, ettapi tidak menutup kemungkinan bagi
pendaki gunung untuk memakainya.

2. Kompas protaktor/orientasi
Kompas jenis ini sudah dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas ini
sangat mudah digunakan. Terkadang kompas ini dilengkapi alat bidik. Jenis kompas ini
banyak digunakan oleh kalangan penggiat kegiatan orientenering. Di Indonesia kompas
ini dikenal dengan sebutak kompas Silva


MEMAKAI PETA DAN KOMPAS
DALAM SATU KESATUAN
A. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR

Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk
mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku
untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-
1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku
rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang
baku, namun dapat dicari dengan:
1. Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misal titik A dan B.
2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B).
3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.
4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B dengan jumlah kontur antara A - B, h
asilnya adalah Interval Kontur.

B. MENGENAL TANDA MEDAN
Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi
harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan
mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca
pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:

1. Lembah antara dua puncak
2. Lembah yang curam
3. Persimpangan jalan atau Ujung desa
4. Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5. Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.

Untuk daerah yang datar dapat digunakan:
1. Persimpangan jalan
2. Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.

C. MENGGUNAKAN PETAPada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu
titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah

a) Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di peta.
b) Gunakan tanda medan yang jelas baik di medan dan di peta.
c) Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan
tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
d) Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60
menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
e) Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
f) Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan
perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan
landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainlainnya.
g) Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan
dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan
dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan
kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur
dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan
sebenarnya.


D. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETAPlotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tandatanda
tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum
berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim
Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :
a. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan
dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian
dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah
garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah
putaran jarum Jain. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.
Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan
setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis
kontur.Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu tempuh :
a. Kemiringan lereng + Panjang lintasan
b. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun
pasir).
c. Keadaan cuaca rata-rata.
d. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

E. MEMBACA KOORDINAT

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara Koordinat Peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan.
Penunjukkan koordinat ini menggunakan:
a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik A (374;622), titik B (377;461)
b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A (3740;6225), titik B (3376;4614)

2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota
Jakarta. Bila di sebelah barat kota Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya.
Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis
yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

F. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem
pembacaan sudut dipakai Sistem Azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem
yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai
dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk
menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah
perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan
yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.
Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi dua, berdasar sudut kompasnya
AZIMUTH : SUDUT KOMPAS
BACK AZIMUTH : Bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°. Bila
sudut kompas < 1800 maka sudut kompas ditambah 180°.

G. TEKNIK MEMBACA PETA
Prinsipnya . " Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan
menggunakan teknik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan " Titik Awal :
Kita harus tahu titik keberangkatan kita, balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik
tersebut di peta dan catat koordinatnya.

1. Tanda Medan : Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus,
aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali
tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
2. Arah Kompas : Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah
sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
3. Taksir Jarak : Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu
memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat
jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga
kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu
tidak pasti.
+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000
+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000
Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga LBD, sehingga pada 20' pada garis
sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan paralel terpanjang.
40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068
km : 1080 = 37,1 km
Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau
digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak : 37,1 km =
3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000: 50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 : 50.000 di sepanjang khatulistiwa
berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.

4. Lembar Peta
Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap
LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10' X 10' atau 37,1
X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf
A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1 : 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran
50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55 km (1ihat gambar).

5. Penomoran Lembar Peta
a. Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai
sebagai meridian pokok untuk penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta
sebagai grs bujur 0
b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20', tetapi daerah yang dipetakan adalah
mulai dari 12" sebelah barat meridian Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah
: 106° 48' 27,79" BT - (12° + 46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut
sehingga tidak penting untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat
Keterangan
+ Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling
Barat ada di Pulau Weh.
+ Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke Timur dengn angka Arab (1, 2, 3, ,
139). Dari Utara ke Selatan dengan angka Romawi (I, II,III LI).
+ LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi. Contoh : LP No. 47[XLI atau
SHEET No. 47/XLI.
+ Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf itu terpisah dari nomor LBDnya
dengan gar's mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI - B.


c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua
buah LBD. Maka untuk lembar peta lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat
atau menit letak lembar peta itu dan' bujur 0° Jakarta
Contoh: Lembar Peta No. 39/XL - A terletak diantara garis 7" dan 70 10' LS serta
0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita harus selalu menyebutkan Lembar Peta
tersebut terletak di Barat atau Timur dan' Jakarta.

d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000, LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi
untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf
a sampai q dengan menghilangkan huruf j

e. Mencari batas Timur dan Selatan suatu.Sheet atau Lembar Peta.
Contoh
+ Batas Timur dari bujur 0" Jakarta adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau
15° 40' - 12° = 3° 40' BT Jakarta (batas paling Timur Sheet B).
+ Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah 47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7°
40' LS. Karena terlatak pada Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'.
Sehingga didapat : 7° 40' - 10' = 7" 30' LS

f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur Jakarta = 15" 40', sedang
batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD =
47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13" 40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI)

g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh : sebuah pesawat terbang jatuh pada
koordinat.- 110° 28' BT dan 7° 30' LS. Cari nomor Lembar Petanya Caranya
adalah
+ 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'
15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)
+ 60 + 7" 30' = 13" 30'
130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling Selatan)
h. Perhitungan di Koordinat Geografis




+ CARA I
Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10', seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 -
50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 - 18,5 5) - 20 = 1,617, dibulatken menjadi
1,62 (sebagai konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No. 47/XLI - B
Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm dari Timur dan 16 mm dari Selatan.
1915
Posisi Sheet 47/XLI - B
1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28' 27,79"
Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"
1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" = 110° 27' 13,27" BT
(dikurangi karena semakin mendekati ke titik Jakarta).
Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"
7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29' 34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati
equator).
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan
7° 29' 34,08" LS. 1915
Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara penghitungannya sama, hanya
konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari :
{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808, dibulatkan menjadi 0,81
Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000 adalah 5' X 5'
+ CARA 11
Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 ' 14,39"
110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" = 11 Of' 27' 13,40" BT
Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 = 25,87"
7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29' 34,13" LS
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan
7° 29' 34,13" LS. 1915
Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II terdapat selisih 0,13" untuk BT dan
0,05" untuk LS. Hal ini tidak jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan
koreksi, yaitu kurang dari 1,00".
Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10' dan 20' X 20' tetap menggunakan
pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan dengan koordinat gralicule, maka cara
menentukan lokasinya pada peta adalah (Contoh) "Satu unit SRU menempati
sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS,
tentukan lokasi SRU tersebut pada peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi
peta 47/XLI -B : 110° 28' 27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27
1' 14,52" - 74,52" ,74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan ukurlah dengan
penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029' 34.08" = 25.92"
25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah dengan penggaris Titik
perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU yang dimaksud, yaitu 46
mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada di sekitar Tnangulasi T.932